Definisi Biaya Modal
Hanafi
(2003:338) Biaya Modal ialah tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh
oleh suatu investasi agar nilai perusahaan tidak turun. Istilah biaya modal sering digunakan yang
dapat dipertukarkan dengan tingkat pengembalian yang diiginkan perusahaan, tingkat batas investasi baru,
Tingkat diskonto untuk mengevaluasi suatu perusahaan baru, dan biaya peluang
pendanaan perusahaan. Istilah apapun
yang digunakan, konsep dasarnya sama.
biaya modal merupakan tingkat yang harus didapat pada sebuah proyek investasi
baru jika proyek tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan nilai investasi
pemegang saham biasa. Biaya modal juga
merupakan dasar yang sesuai untuk mengevaluasi kinerja periodic sebuah divisi
bahkan seluruh perusahaan.
Keown
(2010:4) mengatakan:
Biaya
modal keseluruhan perusahaan mencerminkan kombinasi biaya dari seluruh sumber
pendanaan yang digunakan perusahaan.
Maka disebut biaya modal keseluruhan ini sebagai biaya modal rata-rata tertimbang
(weighted average cost of capital)
merupakan rata-rata biaya setelah pajak dari masing-masing sumber modal yang
digunakan oleh perusahaan untuk mendanai suatu proyek. Bobot mereka mencerminkan proporsi dari total
pendanaan yang digalang bagi masing-masing sumber.
Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang
merupakan tingkat pengembalian yang harus didapatkan perusahaan atas
investasinya supaya dapat mengkompensasi kreditor maupun pemegang sahamnya
menurut tingkat pengembalian yang mereka harapkan.
Rumusnya:
Kw=ws.ks +
wd.kd + wp.kp
Menghitung
Biaya Modal Individual
Biaya
modal individual terdiri dari biaya modal hutang, biaya modal preferen, biaya
modal atas ekuitas saham biasa.
Biaya
modal hutang
Tingkat pengembalian yang diharapkan
investor atas hutang merupakan pengembalian yang dituntut oleh kreditor ketika
mereka meminjamkan uang kepada perusahaan.
Pd = 


Biaya
modal saham preferen
Menentukan
biaya saham preferen adalah sangat sederhana karena kesederhanaan arus kas yang
dibayarkan kepada pemegang saham preferen.
Rumusnya:





Selain
itu untuk menghitung biaya saham preferen kita harus menyesuaikan tingkat
pengembalian yang diinginkan agar mencerminkan biaya-biaya pengambangan ini.
Biaya
atas ekuitas saham biasa
Ekuitas
saham biasa merupakan hal yang unik karena relative lebih sulit dihitung atau
diestimasi dimana melibatkan opportunity cost investor yang tidak mudah
diobservasi. Ada 2 pendekatan yang dapat
dipakai untuk menaksir biaya modal saham biasa, yaitu:
1.
Pendekatan
pertumbuhan
Pendekatan
ini berangkat dari analisa present value aliran kas perusahaan sebagai penentu
nilai suatu saham. Jika aliran kas
konstan setiap periode maka penilaian saham akan sama dengan penilaian saham
preferen. Jika perusahaan menghasilkan
kas yang semakin besar maka pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi
menikmati kenaikan aliran kas tersebut.
Rumusnya:



2.
Pendekatan CAPM
Dimana
dalam pendekatan ini mengansumsikan hubungan positif antara resiko sistematis
dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Model ini secara intuitif lebih menarik dari pada model sebelumnya
karena secara eksplisit menghubungkan resiko dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan.
Rumusnya: 

Model
CAPM juga bisa di interpretasikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebagai suatu asset adalah tingkat keuntungan bebas resiko plus premi resiko.
Rumusnya: 

Tingkat
Keuntungan Yang Disyaratkan Untuk Proyek Luar Negeri
1.
CAPM
untuk investasi luar negeri
CAPM mengatakan resiko sistematis adalah
resiko yang relevan, yang perlu dihargai dalam penentuan tingkat keuntungan
yang disyaratkan. Dari sudut pandang
investasi total, investasi luar negeri cenderung mempunyai resiko yang lebih
besar dibandingkan dengna investasi domestic, dimana investasi luar negeri
melibatkan resiko politik dan resiko perubahan kurs yang tidak dijumpai dalam
investasi domestik.
Tingkat
ketergantungan investasi luar negeri dan dalam negeri terhadap factor bersama
dunia akan menentukan diversivikasi bisa efektif mengurangi resiko tidak
sistematis dimana derajat diversivikasi ditentukan oleh karakteristik
permintaan produk. Dari hal diatas dapat diasumsikan bahwa diversifikasi oleh
perusahaan multi nasional dalam melakukan
investasi luar negeri, memberikan manfaat yang tidak bisa diperoleh oleh
investor yang melakukan diversifikasi pada tingkat personal.
2.
Menghitung
beta
Beta atau resiko
sistematis perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan antara lain dengan market modal seperti
berikut:
Rumus: 

Jika mempunyai
data historis, analisis regresi dapat digunakan dan kita akan dapat memperoleh
koefisien regrewsi Bi yang kemudian menjadi indicator beta (resiko sistematis)
perusahaan. Koefisien regresi Bi tersebut pada dasarnya dihitung dengan
formula:
Rumus: 

STRUKTUR
MODAL
Pengertian
Struktur Modal
Struktur modal adalah campuran
sumber-sunber jangka panjang yang digunakan perusahaan. Hubungan antara
struktur keuangan dan modal dapat dinyatakan dalam persamaan:
struktur keuangan – passive lancer = struktur
modal
Sasaran
manajemen struktur modal adalah mencampur sumber dana permanen sedemikian rupa
sehingga memaksimalkan harga saham biasa perusahaan atau sasaran ini bisa
dipandang sebagai usaha mencari campuran dana yang meminimalkan biaya modal
composite perusahaan. Kita bisa menyebut campuran sumber dana yang tepat
sebagai struktur modal yang optimal.
Dalam stryuktur modal MNC jelas akan
beda dengan struktur modal perusahaan domestic. Dimana keuntungannya perusahaan
multinasional bisa memamnfaatkan utang yang lebih banyak sehingga bisa
menurunkan biaya modal. Dalam perusahaan domestic kenaikan utang akan
mempercepat kebangkrutan, sedangkan pada perusahaan multinasional kenaikan
utang tidak akan secepat perusahaan domestic dalam menaikkan biaya
kebangkrutan.
FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT UTANG YANG TINGGI
Faktor
pendukung utang yang tinggi
Ketersediaan
Modal : perusahaan multinasional mempunyai kases keuangan
yang lebih besar ke pasar keuangan dunia. oleh karena itu, kesempatan
mendapatkan dana akan lebih murah serta biaya modal akan lebih rendah dan nilai
perusahaan akan menignkat
Pengurangan
Resiko melalui Difersifikasi : dimana perusahaan
multinasional beroperasi di beberapa Negara sekaligus. Kondisi perekonomian
Negara yang dicakup oleh perusahaan tersebut cenderung mempunyai korelasai yang
rendah, karena masing- masing mempunyai karakteristik yang unik. Dengan korelasi
yang rendah tersebut wdapat memanfaatkan aliran kas untuk meningkatkan resiko
dan return perusahaan. Selain itu, diversifikasi operasi dapat menurunkan
fluktuasi di aliran kas
Ukuran
: dimana perusahaan multinasional cenderung mempunyai ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan domestic. Tanpa memperhitungkan internalisasi
perusahaan hal tersebut merupakan keuntungan komparatif perusahaan
multinasional. Dalam skala ekonomi operasi yang lebih efisien dapat diperoleh
dengan mudah oleh perusahaan multinasional.
Asimetri
Pajak : dimana perusahaan multinasional dapat
memanfaatkan kebijakan pejak yang tidak seragam dimana tempat perusahaan
beroperasi.
Faktor
Pengahambat Utang
Resiko
perubahan Kurs : yakni kondisi kurs yang selalu
berfluktuasi dapat mempengaruhi perusahaan multinasional dalam melakukan
aktivitasnya
Politik:
perusahaan yang mempunyai cabang diluar negeri akan menghadapi resiko politik
dinegara yang ditempati. Semakin besar
asset yang ditanamkan dinegara tersebut maka semakin besar pula eksposur yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut.
Resiko politik yang semakin tinggi akan tercermin dalam kenaikan biaya
modal perusahaan multinasional tersebut.
Kompleksitas
operasi: perusahaan
multinasional mempunyai operasi yang kompleks.
Kompleksitas operasi tersebut cenderung meningkatkan biaya dan juga
meningkatkan biaya modal.
Keputusan
Struktur Biaya Modal MNC
Keputusan struktur modal MNC
mencakup pemilihan pembiayaan modal atau ekuitas untuk seluruh anak perusahaan
oleh karena itu struktur modal keseluruhan akan merupakan kombinasi dari
seluruh struktur modal anak perusahaan.
MNC memahami adanya kompensasi antara menggunakan utang dan menggunakan
ekuitas untuk membiayai operasinya keuntungan menggunakan utang disbanding
dengan ekuitas akan berbeda untuk tiap karakteristik perusahaan MNC dan terkait
dengan Negara dimana MNC mendirikan anak perusahaan. Sehingga karakteristik perusahaan yang
relevan untuk MNC dapat mempengaruhi struktur modalnya.
Daftar
Rujukan:
Hanafi,
M.M. 2003. Manajemen Keuangan Internasional.
Edisi 2003/2004. Yogyakarta: BPFE
Keown,
A.J.,dkk. 2005. Prinsip dan Penerapan
Manajemen Keuangan. Terjemahan Permata Putri Media. 2010. Cetakan I.
Jakarta: INDEKS
Madura.
2006. Keuangan Perusahaan Internasional.
Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar