Definisi
Manajemen Piutang
Piutang ialah sejumlah
saldo yang akan diterima dari pelanggan akibat dari penjualan secara
kredit. Karena berbentuk penjualan
kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu
yang namanya manajemen piutang.
Manajemen piutang dimulai dengan keputusan perusahaan untuk memberikan
kredit kepada pelanggan atau tidak.
Sehingga manajemen piutang diartikan…..
Akumulasi
Piutang
Total jumlah piutang
yang belum tertagih pada setiap waktu akan ditentukan oleh dua factor,
diantaranya:
1.
Volume penjualan
kredit
2.
Rata-rata waktu
yang dibutuhkan antara penjualan dan penerimaan.
Komponen
Kebijakan Kredit (Piutang)
Apabila perusahaan
sudah memutuskan untuk memberikan kredit maka harus menetapkan
prosedur-prosedur untuk menjalankan kredit dan mengumpulkan atau menagih
piutang perusahaan. Komponen kebijakan
kredit meliputi:
a.
Term
Of Sale
Jenis
penjualan yang menyangkut keputusan penjualan barang dan jasa secara tunai atau
kredit. Jika keputusannya menjual secara
kredit maka penjualan ini menyangkut beberapa hari periode kredit, potongan
penjualan, dan tipe instrumen kredit.
Adapun elemen dari term of sale
adalah:
1)
Periode Kredit
Periode kredit adalah berapa lama suatu
kredit diberikan kepada pelanggan.
Periode kredit bervariasi antara industry yang satu dengan yang lainnya,
dan biasanya periode kredit antara 30-120 hari.
Jika ada kebijakan diskon maka periode kredit memiliki dua komponen
yaitu periode kredit bersih dan periode diskon.
Periode kredit adalah berapa lama pelanggan harus melunasi kreditnya,
sedangkan periode diskon adalah waktu dimana masih berada dalam rentang waktu
pemberian diskon. Adapun waktu yang
mempengaruhi periode kredit seperti:
a)
Perishability
and collateral value
Yaitu daya tahan barang akan lebih cepat
perputarannya dan secara relative memiliki nilai kolateral rendah.
b)
Permintaan
konsumen
ketika permintaan rendah maka periode
kredit akan diberikan dalam waktu yang lama
c)
Biaya,
profitabilitas
d)
secara relative
barang murah cenderung memiliki periode kredit yang lebih pendek dan untuk
barang-barang yang terstandarisasi seperti mobil tingkat markup rendah sehingga
periode kredit relative pendek.
e)
Resiko kredit
f)
Persaingan
2) Potongan
Penjualan (Cash Discount)
Pemberian
potongan tunai ini sering diberikan dalam penjualan, dalam hal ini potongan
tunai diberikan bagi pelanggan selama proses pembayaran kredit sesuai termin
yang disepakati. Hal ini akan mengurangi
jumlah uang yang harus dibayarkan kepada perusahaan oleh peminjam. Jika potongan diberikan dan peminjam membayar
kredit dalam rentang potongan ditentukan maka diperoleh potongan tunai.
3) Instrumen Kredit
Instrumen
kredit merupakan alat yang harus diberikan perusahaan dan pelanggan. Biasanya kredit perdagangan ditawarkan secara
terbuka dan hanya instrumen resmi seperti invoice penjualan yang dikirimkan
bersamaan dengan barang dan pelanggan menganggap sebagai bukti bahwa barang
telah diterima. Setelah itu perusahaan dan
pelanggan saling menukar buku rekening mereka.
b.
Credit
Analysis
Perusahaan
menentukan berapa besar usaha untuk mengelola kredit dengan berusaha membedakan
pelanggan yang mampu membayar kredit dan pelanggan yang tidak mampu
membayar. Biasanya sebelum memberikan
kredit ada prosedur untuk menilai kelayakan pelanggan dan disebut melakukan
analisis kredit. Dalam melakukan
evaluasi kredit maka ada lima factor yang harus dipertimbangkan,yaitu:
1)
Revenue effect
Jika perusahaan menawarkan kredit maka
akan membutuhkan waktu dalam menerima pelunasan kredit tersebut. Perusahaan mampu menetapkan harga tinggi jika
menjual secara kredit dan juga dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga
total pendapatannya akan meningkat.
2)
Cost effect
Meskipun perusahaan mengalami penundaan
pendapatan jika menjual secara kredit namun perusahaan juga menanggung biaya
jika menjual tunai.
3)
The cost of debt
Ketika perusahaan menjual secara kredit
harus membuat laporan keuangan dari pendapatan piutang . sehingga akibat pemberian kredit oleh
perusahaan menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian kredit.
4)
The probability
of nonpayment
Pada saat memberikan kredit maka pasti
ada sekian persen yang tidak tertagih, ini tidak akan menjadi penjualan tunai.
5)
The cash
discount
Jika ditawarkan potongan dalam
pembayaran kredit maka pelanggan akan membayar lebih awal agar dapat potongan.
Evaluasi Kredit
Untuk
mengevaluasi kredit yang akan diluncurkan dapat menggunakan lima C, yaitu:
Character: sifat atau karakter pelanggan yang akan
diberi kredit
Capacity
: kemampuan pelanggan untuk membayar
kredit
Capital: ketersediaan keuangan oleh pelanggan
Collateral: tersedianya aset untuk jaminan
Contions: kondisi umum perekonomian sesuai lini bisnis
pelanggan
c.
Collection
Policy (Kebijakan Pengumpulan Piutang)
Kebijakan
pengumpulan piutang merupakan elemen terakhir dari kebijakan kredit. Setelah kredit diberikan perusahaan memiliki
masalah potensial dalam mengumpulkan piutang sehingga perusahaan harus
menetapkan kebijakan pengumpulan piutang agar dapat memonitor piutang
perusahaan. Adapun caranya adalah
dengan:
1)
Days Outstanding
(Jumlah Hari Piutang Tidak Tertagih)
Jumlah hari piutang tidak tertagih
mengukur waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari suatu
penjualan kredit. Rumus DSO adalah
sebagai berikut:

2)
Aging Schedule
3)
Aging schedule
adalah memecah piutang dengan dasar usia pinjamannya. Sehingga periode pengumpulan piutang menjadi
lebih cepat. Baik DSO dan Aging Schedule
dapat memberikan indikasi yang kurang tepat jika penjualan bersifat musiman
atau siklikal. Jika penjualan naik atau
turun secara otomatis DSO dan Aging Schedule akan terpengaruh mesti pola
pembayaran kredit tidak berubah.
4)
Pola Pembayaran
Piutang
Cara ini dapat digunakan untuk memonitor
pola pembayaran piutang sehingga dapat diketahui piutang yang sudah tertagih
dan belum tertagih. Berdasarkan pola
pembayaran piutang ini maka kita dapat memonitor piutang yang sudah dan belum
tertagih. Hal ini dapat membantu
memperkecil adanya kredit macet karena semua dapat diantisipasi melalui pola
yang ada.
Daftar
Rujukan:
Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
KEBIJAKAN MANAJEMEN PIUTANG
Standar
Kredit
Standar kredit adalah salah satu criteria yang
dipake perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan
berapa jumlah yang harus diberikan. Hal
ini menyengkut kebiasaan langganan dalam membayar kembali, kemungkinan
pelanggan tidak membayar kredityang diberikan, dan rata-rata jangka waktu
pembayaran para langganan. Jangka waktu
pengumpulan piutang adalah jangka waktu dari saat terjadinya piutang sampai
dengan pembayaran kembali piutang tersebut.
Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang berarti semakin besar
investasi pada piutang dan biaya yang timbul juga semakin besar. Selain itu, kenaikan investasi pada piutang,
kenaikan piutang juga menimbulkan kenaikan piutang yang tak tertagih, atau bed-debt. Perusahaan dapat memperkirakan bed-debt
dengan memperhatikan kebiasaan pada masa lampau.
Persyaratan
Kredit
Persyaratan kredit atau credit term adalah merupakan kondisi yang disyaratkan untuk
pembayaran kembali piutang dari para langganan.
Kondisi tersebut meliputi lama waktu pemberian kredit, potongan tunai,
dan persyaratan khusus lainnya seperti seasonal
dating. Contoh persyaratan kredit,
n/30 berarti bahwa langganan mempunyai tenggang waktu maksimal 30 hari untuk
membayar kembali utangnya kepada perusahaan tanpa potongan. Persyaratan kredit juga dapat mempengaruhi
tingkat penjualan dengan demikian perusahaan perlu mempertimbangkan apakah
sebaiknya memperpanjang periode pemberian kredit atau tidak. Untuk itu, perlu juga diperhatikan para pesaingnya. Apabila pesaing juga memperpanjang periode
pembayaran kembali, itu berarti ada besar kemungkinan setiap perusahaan hanya
akan mencapai tingkat penjualan yang sama.
Disamping itu, sering kali perusahaan juga memberikan potongan tunai
untuk meningkatkan penjualannya.
Potongan tunai itu diberikan kepada langganan apabila membayar kembali
dalam periode tertentu, seperti 2/10, n/30.
Potongan tunai diberikan agar mempercepat pengumpulan piutang, dengan
demikian akan memperkecil biaya yang terjadi adanya piutang tersebut. Tentu saja dengan asumsi bahwa dengan
pemberian potongan tunai itu akan meningkatkan penjualan tetapi bed-debt tidak
berubah.
Kebijakan
Kredit dan Pengumpulan Piutang.
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
mencakupbeberapa keputusan, antara lain:(1) kualitas account accepted, (2) periode kredit, (3) potongan tunai, (4)
persyaratan khusus, (5) tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang. Usaha pengumpulan piutang dapat dilakukan
dengan cara pengiriman surat, telepon, melalui agen, atau cara lains eperti
penundaan pengiriman baru sampai pembayaran piutang sebelumnya. Usaha pengumpulan piutang yang terlalu aggressive juga harus dihindarkan karena
akan mengurangi penjualan dimasa mendatang dan keuntungan, langganan akan
pindah ke pesaing perusahaan yang lebih mudah.
Pada saat perusahaan akan menentukan usaha yang mana yang akan
dijalankan juga harus memperhatikan dana yang tersedia untuk pengumpulan
piutang itu.
Evaluasi
Terhadap Para Langganan
Perusahaan yang telah menjalaankan kebijakan kredit
dan pengumpulan piutang, dapat melakukan evaluasi calon langganan yang baru
dengan mendasarkan diri pada cara-cara yang telah digunakan. Secara umum terdapat beberapa langkah dalam
evaluasi calon langganan, antara lain:
Mengumpulkan informasi yang relevan tentang calon
pelanggan.
Menganalisa kondisi calon pelanggan atas dasar
informasi yang diperoleh.
Mengambil keputusan apakah calon pelanggan akan
diberikan kredit atau tidak, dan berapa jumlahnya.
Analisa pemberian kredit itu tentunya dengan
memperhatikan kendala waktu dan biaya.
Tidak jarang perusahaan memiliki sedikit waktu untuk memutuskan
pemberian kredit. Jangka waktu yang
panjang dalam mengevaluasi pelanggan juga dapat mengakibatkan perusahaan
pelanggan yang potensial. Proses
evaluasi juga dibatasi oleh dana yang tersedia. Karena dana yang tersedia
terlalu kecil bisa jadi perusahaan akan kesulitan melakukan evaluasi sehingga
kehilangan calon pelanggan yang sangat potensial.
Daftar rujukan:
Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar