A.
Pengertian
Investasi
Jogiyanto hartono (2009:5) investasi
merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif
selama periode waktu yang tertentu. Investasi adalah menempatkan dana pada suatu instrumen investasi (asset) yang diharapkan akan memberikan hasil di masa
mendatang dengan mengambil suatu risiko tertentu.
Dengan kata lain yang lebih
sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu
dengan dibelikan property, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan
tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang ditentukan sebelumnya
(www.invovesta.com, 2008).
B.
Arti
Penting Investasi
Investasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan oleh seseorang, selain konsumsi. Karena investasi
merupakan tabungan seseorang untuk masa yang akan datang. Setiap orang tidak akan pernah tahu kedepan
akan seperti apa, untuk menyiasati hal itu maka perlu mempersiapkan mulai
sekarang dalam bentuk investasi.
investasi tidak harus dalam bentuk uang dengan tapi juga bisa berupa aset
riil seperti dengan membeli tanah, rumah, dsb.
C.
Opportunity
Cost
Dalam
ilmu ekonomi, biaya peluang, atau biaya kesempatan (Opportunity cost) adalah biaya yang kita terima bila kita memilih
suatu kegiatan atau investasi. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya
peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai
contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar
itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV.
Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati
keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke
Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang
hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.
D.
Laba
Akuntasi vs Laba Ekonomi
Keown dkk. (2008:6) tujuan dari perusahaan adalah untuk
”memasimalkan kekayaan pemegang saham”. Dikarenakan laba akuntansi tidak mencerminkan hal tersebut
karena laba akuntansi masih memasukkan piutang usaha dalam perhitungannya,
padahal piutang adalah pendapatan yang belum kita terima.
Bodie, Kane & Mrcus (2005:289) menyebutkan bahwa laba
ekonomi (economic earning) yaitu ”tingkat arus kas yang dapat dibayarkan
kepada pemegang saham tanpa mengorbankan kapasitas produktif perusahaan”.
Sedangkan laba akuntansi (Acounting earning) adalah ”dipengaruhi
beberapa kesepakatan tentang penilaian persediaan (misalnya, metode LIFO dan
FIFO), dan beban depresiasi.
Bodie, Kane & Mrcus (2005:289) Nyatanya angka laba
bersih pada laporan laba rugi yang dikeluarkan perusahaan menyajikan informasi
yang cukup baik nengenai prospek pereusahaan. Hal ini sering tercermin pada
saat perusahaan mengumumkan laba bersih yang besar maka akan diikuti dengan
kenaikan harga sahamnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian investor yang
lebih utama dalam menilai sekuritas adalah dengan menganalisis laba ekonomi
riil, bukan hanya laba akuntansi yang
dilaporkan, meskipun studi-studi empiris menunjukkan bahwa laba akuntasnsi juga
dapat memberikan informasi yang cukup berguna untuk menilai prospek perusahaan.
E.
Prinsip
Investasi
F.
Jenis
Investasi
Dalam kehidupan sehari-hari ada
beberapa bentuk investasi yang kita ketahui, di antaranya yaitu :
1. Investasi property
Investasi property ini dapat berupa
penanaman sejumlah uang dalam bentuk property, hal yang paling lazim biasa
dilakukan adalah dalam bentuk emas, rumah ataupun tanah.
2. Investasi ekuitas
Investasi ekuitas ini umumnya
berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal
oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden
dan keuntungan modal sebagaimana
nilai saham meningkat. Hal tersebut juga
kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta
dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru (
suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat).
G.
Pengertian
dan Proses Manajemen Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan
investasi yang tepat dalam skuritas. Dalam proses manajemen investasi terdapat
beberapa tahapan dan langkah-langkah yang dapat diambil. Yaitu:
1.
Menentukan Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi yang akan
diambil investor perlu adanya tujuan yang jelas dari investasinya, dan bearapa
banyak investasi yang akan dilakukan. Karena dalam investasi melekat yang
namanya return dan resiko yang memiliki hubungan searah.
Pemodal yang bersedia menanggung resiko lebih besar maka akan bersedia
mengalokasikan dananya untuk sekuritas yang beresiko asalkan dengan adanya
tambahan resiko maka juga akan diikuti oleh tambahan return sebagai kompensasi
dari resiko tersebut.
2.
Analisis sekuritas
Tahapan analisis sekuritas bertujuan
untuk memilih jenis investasi apa yang
menghasilkan hasil yang paling optimal. Dalam tahapan ini investor dapat
menganalisa beberapa sekuritas yang menjadi alternatif investasinya. Adanya anggapan
bahwa terdapat sekuritas yang missprice (sekuritas yang memiliki harga
yang salah) dalam analisis ini umumnya dapat dilakukan dengan cara analisis
fundamental dengan tujuan mencari kesalahan harga atupun analisis teknikal,
yang bertujuan untuk mencari market timing (waktu) yang tepat dalam
melakukan investasi. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan
bagaimana prospek perusahaan untuk memprediksi harga saham kedepan, sedangkan
analisis teknikal mengunakan data-data perubahan harga terdahulu untuk
memprediksi harga dimasa yang akan datang.
3.
Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan dari beberapa skuritas, dalam tahapan ini
terkait dengan proses pemilihan skuritas dan beberapa proporsi masing-masnig
skuritas, dengan adanya diversifikasi maka pembentukan portofilo ini bertujuan
untuk mereduksi resiko yang akan ditanggung oleh investor, yaitu meminimalkan
resko unsystematic atau resiko pada tiap sekuritas.
4.
Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap evaluasi investor melakukan penilaian terhadap kinerja
portofolio yang dibentuk. Apakah portofolio tersebut sudah memenuhi target atau
belum, sehingga dalam tahap ini perlu adanya standar pengukurannya. Proses evaluasi ini harus dilakukan di setiap
waktu tidak hanya diakhir waktu saja.
5.
Melakukan revisi portofolio
Dari hasil evaluasi tersebut dapat dinilai apakah portofolio yang dibentuk
sudah optimal apa belum, sehingga dalam tahapan ini investor dapat melakukan
perubahan dalam portofolionya untuk dapat mengoptimalkan kinerja portofolio
tersebut (Husnan, 2001:48-49).
DAFTAR RUJUKAN
Hartono,
Jogiyanto. 2009. Teori portofolio dan
analisis investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE
Husnan,
Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio
dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Samsul,
Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen
Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sunariyah.
2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.
Edisi Keenam. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
Tandelilin,
Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi:
Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar