Selasa, 21 Februari 2012

INVESTASI DAN MANAJEMEN INVESTASI


 
A.    Pengertian Investasi
            Jogiyanto hartono (2009:5) investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.  Investasi adalah menempatkan dana  pada suatu instrumen investasi  (asset)  yang diharapkan akan memberikan hasil di masa mendatang dengan mengambil suatu risiko tertentu.
Dengan kata lain yang lebih sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan property, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang ditentukan sebelumnya (www.invovesta.com, 2008).
B.     Arti Penting Investasi
            Investasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh seseorang, selain konsumsi. Karena investasi merupakan tabungan seseorang untuk masa yang akan datang.  Setiap orang tidak akan pernah tahu kedepan akan seperti apa, untuk menyiasati hal itu maka perlu mempersiapkan mulai sekarang dalam bentuk investasi.  investasi tidak harus dalam bentuk uang dengan tapi juga bisa berupa aset riil seperti dengan membeli tanah, rumah, dsb. 
C.    Opportunity Cost
Dalam ilmu ekonomi, biaya peluang, atau biaya kesempatan (Opportunity cost) adalah biaya yang kita terima bila kita memilih suatu kegiatan atau investasi. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.


D.    Laba Akuntasi vs Laba Ekonomi
Keown dkk. (2008:6) tujuan dari perusahaan adalah untuk ”memasimalkan kekayaan pemegang saham”. Dikarenakan  laba akuntansi tidak mencerminkan hal tersebut karena laba akuntansi masih memasukkan piutang usaha dalam perhitungannya, padahal piutang adalah pendapatan yang belum kita terima.
Bodie, Kane & Mrcus (2005:289) menyebutkan bahwa laba ekonomi (economic earning) yaitu ”tingkat arus kas yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham tanpa mengorbankan kapasitas produktif perusahaan”. Sedangkan laba akuntansi (Acounting earning) adalah ”dipengaruhi beberapa kesepakatan tentang penilaian persediaan (misalnya, metode LIFO dan FIFO), dan beban depresiasi.
Bodie, Kane & Mrcus (2005:289) Nyatanya angka laba bersih pada laporan laba rugi yang dikeluarkan perusahaan menyajikan informasi yang cukup baik nengenai prospek pereusahaan. Hal ini sering tercermin pada saat perusahaan mengumumkan laba bersih yang besar maka akan diikuti dengan kenaikan harga sahamnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian investor yang lebih utama dalam menilai sekuritas adalah dengan menganalisis laba ekonomi riil, bukan hanya  laba akuntansi yang dilaporkan, meskipun studi-studi empiris menunjukkan bahwa laba akuntasnsi juga dapat memberikan informasi yang cukup berguna untuk menilai prospek perusahaan.
E.     Prinsip Investasi
F.     Jenis Investasi
Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa bentuk investasi yang kita ketahui, di antaranya yaitu :
1. Investasi property
Investasi property ini dapat berupa penanaman sejumlah uang dalam bentuk property, hal yang paling lazim biasa dilakukan adalah dalam bentuk emas, rumah ataupun tanah.
2. Investasi ekuitas
Investasi ekuitas ini umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat).
G.    Pengertian dan Proses Manajemen Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi yang tepat dalam skuritas. Dalam proses manajemen investasi terdapat beberapa tahapan dan langkah-langkah yang dapat diambil. Yaitu:
1.      Menentukan Kebijakan Investasi
            Kebijakan investasi yang akan diambil investor perlu adanya tujuan yang jelas dari investasinya, dan bearapa banyak investasi yang akan dilakukan. Karena dalam investasi melekat yang namanya return dan resiko yang memiliki hubungan searah.
Pemodal yang bersedia menanggung resiko lebih besar maka akan bersedia mengalokasikan dananya untuk sekuritas yang beresiko asalkan dengan adanya tambahan resiko maka juga akan diikuti oleh tambahan return sebagai kompensasi dari resiko tersebut.
2.      Analisis sekuritas
Tahapan analisis sekuritas  bertujuan untuk memilih  jenis investasi apa yang menghasilkan hasil yang paling optimal. Dalam tahapan ini investor dapat menganalisa beberapa sekuritas yang menjadi alternatif investasinya. Adanya anggapan bahwa terdapat sekuritas yang missprice (sekuritas yang memiliki harga yang salah) dalam analisis ini umumnya dapat dilakukan dengan cara analisis fundamental dengan tujuan mencari kesalahan harga atupun analisis teknikal, yang bertujuan untuk mencari market timing (waktu) yang tepat dalam melakukan investasi. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan bagaimana prospek perusahaan untuk memprediksi harga saham kedepan, sedangkan analisis teknikal mengunakan data-data perubahan harga terdahulu untuk memprediksi harga dimasa yang akan datang.
3.      Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan dari beberapa skuritas, dalam tahapan ini terkait dengan proses pemilihan skuritas dan beberapa proporsi masing-masnig skuritas, dengan adanya diversifikasi maka pembentukan portofilo ini bertujuan untuk mereduksi resiko yang akan ditanggung oleh investor, yaitu meminimalkan resko unsystematic atau resiko pada tiap sekuritas.
4.      Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap evaluasi investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio yang dibentuk. Apakah portofolio tersebut sudah memenuhi target atau belum, sehingga dalam tahap ini perlu adanya standar pengukurannya.  Proses evaluasi ini harus dilakukan di setiap waktu tidak hanya diakhir waktu saja.
5.      Melakukan revisi portofolio
Dari hasil evaluasi tersebut dapat dinilai apakah portofolio yang dibentuk sudah optimal apa belum, sehingga dalam tahapan ini investor dapat melakukan perubahan dalam portofolionya untuk dapat mengoptimalkan kinerja portofolio tersebut (Husnan, 2001:48-49). 

DAFTAR RUJUKAN

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori portofolio dan analisis investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE
Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar