- Pengertian Uang
Berbicara soal
uang tentu setiap orang akan sangat tertarik. Mengingat uang sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
baikdalam kehidupan sederhana sampai pada kegiatan bisnis semua orang
membutuhkan uang. Dari hal tersebut, terdapat filosofi tentang uang yang
berkembang, beberapa diantaranya adalah:
1.
Uang merupakan sebuah realita dan
juga problem
2.
Uang merupakan sesuatu yang dapat
membawa kebaikan tetapi juga dapat mendatangkan masalah
3.
Uang merupakan suatu stabilitas
ekonomi tetapi juga tidak
4.
Uang juga bisa membuat orang atau
pembisnis menjadi partner dam saingan
Itu merupakan beberapa filosofi
tentang uang yang menjdi begitu berarti untuk kehidupan dan keberlangsungan
hidup. Dari beberapa filosofi tersebut, setidaknya kita sudah memiliki
angan-angan apa sebenarnya makna uang?terkadang orang senang memanfaatkan uang
dengan segampang mungkin tanpa memehami makna uang sesungguhnya.
Pada dasarnya makna dari uang adalah
sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga lainnyaserta utnuk pembayaran
utang. Uang dalam ilmu ekonomi
tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara
umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam
proses pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran (www.wikipedia.com).
Dari pengertian diatas
dapat kita tarik bahwa sesungguhnya uang merupakan alat pembayaran yang sah dan
berlaku pada setiap Negara dan dikeluarkan oleh lembaga tertentu atau yang
memiliki wewenang untuk mencetak dan mengedarkanya sesuai kebutuhannya.
Fungsi
Uang
Uang memiliki
beberapa fungsi secara umum yaitu:
1. Satuan
hitung
satuan hitung (unit of account) karena uang dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam
barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman.
Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat
satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran atu jual beli.
2. Alat
tukar menukar
Alat tukar yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran
tidak perlu menukarkan barang dengan barang atau dulu dikenal dengan nama barter, tetapi cukup menggunakan uang
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran logam dan uang.
3. Alat
penyimpan nilai
alat penyimpan
nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
- Jenis, Sifat dan Kharakteristik Uang
Dalam
peredarannya uang memiliki beberapa jenis berdasarkan penggolongannya. Adapun
jenis-jenis uang adalah sebagai berikut:
1.
Berdasarkan aspek fisik dan
bahan, terdapat uang kertas dan uang logam
Uang Kartal
Uang
kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima
seluruh masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas
dan uang logam yang di Indonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral
yang diberi hak tunggal mencetak yang / hak oktroi. Uang dilindungi oleh
Undang-Undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh hukuman denda dan
kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas
Rp. 1.000,- dan lain sebagainya.
Uang Giral
Uang
giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakt tidak wajib menerima pembayarannya.
Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam melakukan
transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa banyak uang
kontan, jika hilang atau jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir dan
mudah dalam penggunaannya. Contoh uang giral yaitu adalah seperti cek, giro,
telegraphic transfer, dan lain-lain.
2.
Berdasarkan yang mengedarkannya
dan yang mengeluarkan, terdapat uang yang berasal dari pemerintah, bank
Indonesia, bank umum.
3.
Sedangkan dari aspek nilai dapat
dilihat dari aspek intrinsic dan aspek nominalnya.
Sebelumya uang beredar kepada
masyarakat tentu uang harus memenuhu persyaratan yang sesuai syarat-syarat yang
ada, berikut syarat-syarat uang adalah:
1. Harus
bisa diterima secara umum
2. Harus
memiliki nilai yang relative tinggi dibandingkan dengan beratnya
3. Harus
bisa dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya
4. Tidak
mudah dipalsukan
Berbicara tentang uang tentu
mengingatkan kita bagaimana uang dapat beredar kepada masyarakat secara luas.
Serta bagaimana pembatasannya terhadap jumlah uang beredar. Berdasar teori
jumlah uang beredar pada dasarnya jumlah penawaran uang harus dibuat optimal,
proporsional sesuai kebutuhanya. Dimana dalam pelaksanaannya otoritas moneter
berhak mengatur tingkat bunga serta supply uang yang terjadi.
Terdapat 3 alasan orang memegang uang :
1. Motif
transaksi
2. Motif
berjaga-jaga
3. Motif
spekulasi
Dari ketiga motif tersebut, motif
nomer 2 dan nomer 3 lah yang membuat jumlah uang beredar sulit untuk diprediksi
jumlahnya. Mengingat saat tingkat bunga tinggi akan semakin tinggi pula uang
yang beredar karena imbal balik yang diterima semakin besar, hal itu berdampak
pada berminatnya orang untuk menabung daripada melakukan investasi.
Adapun factor
yang mempengaruhi jumlah uang beredar adalah:
1. Bank
sentral menyangkut kebijakan tingkat bunga, giro wajib minimum, OPT
2. Bank
dan lembaga keuangan bukan bank
3. Masyarakat
Permintaan dan penawaran akan uang
menjadi hal yang harus dikirkan matang-matang dan disesuaikan dengan kebutuhan
akan uang tersebut. Permintaan dan penawaran akan uang dipwengaruhi oleh
beberapa factor.
dimana
permintaan akan uang tergantung pada:
1. Volume
transaksi ekonomi
2. Perilaku
masyarakat
3. Uang
atas jaga-jaga atas unexpected transaction
4. Opportunity
cost
Sedangkan
penawaran akan uang dipengaruhi oleh:
1. Uang
primer
Menyangkut uang
giral, simpanan giro swasta, alat likuid yang dimiliki BPVG
2. Angka
pengganda uang
3. Mekanisme
penciptaan uang
Menyangkut
transformasi, subtitusi, serta pemberian kredit
- Nilai dan Evolusi Uang
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Perkembangan selanjutnya
mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata
tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh
barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang
mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya.
Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah
kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga
mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang
yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul
pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai
alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah
benda-benda yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang
dipilih bernilai tinggi, atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer
sehari-hari; misalnya garam
yang oleh orang Romawi
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Barang-barang yang dianggap indah dan
bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Meskipun alat tukar sudah ada,
kesulitan dalam pertukaran tetap ada antara lain karena benda-benda yang
dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi
sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan
benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian
muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan
tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah
dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi
syarat-syarat tersebut adalah emas
dan perak. Uang logam emas dan
perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya,
nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang
tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa
uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam.
Sejalan
dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu anggapan kesulitan ketika
perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah
sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang
logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga
diciptakanlah uang kertas.
Uang memiliki empat fungsi utama dalam suatu
perekonomian yaitu :
1. Sebagai Satuan Hitung: Uang dapat menetapkan suatu nilai harga pada
suatu produk barang maupun jasa dalam suatu ukuran umum.
2. Sebagai Alat Transaksi: Uang dapat berfungsi sebagai alat tukar untuk
mendapatkan suatu produk barang atau jasa dengan catatan harus diterima dengan
tulus ikhlas dan dijamin oleh pemerintah serta dijaga keamanannya dari tindak
pemalsuan uang.
3. Sebagai Penyimpan Nilai: Jika seseorang memiliki kelebihan uang yang
tidak ingin dibelanjakan atau dihabiskan pada saat itu maka ia dapat
menyimpannya di bank. Walaupun orang itu tidak memegang uang tadi tetapi ia
nilai uang tersebut tetap ia miliki sampai saatnya ia ambil untuk dibelanjakan.
4. Standard Pembayaran Masa Depan: Suatu transaksi
tidak harus dibayar dengan alat pembayaran di saat itu juga, tetapi balas jasa
tersebut dapat dibayarkan di masa depan dengan diukur dengan daya beli.
- Teori Jumlah Uang Beredar
Teori
nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang.
Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai
uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti
dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori
uang statis dan teori uang dinamis.
Teori Uang Statis
Teori
Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan
untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena
tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:
Teori
Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP : Uang bersifat seperti
barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang
dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.
Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari : Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk
atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
Teori
Nominalisme: Uang
diterima berdasarkan nilai daya belinya.
Teori Negara
:
Asal mula uang karena negara,
apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka
timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa
undang-undang pembayaran yang disahkan.
Teori uang dinamis
Teori
ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori
dinamis antara lain:
Teori
Kuantitas dari David Ricardo : Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya
nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang
berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah
dari semula, dan juga sebaliknya.
Teori
Kuantitas dari Irving
Fisher : Teori yang telah
dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan
memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
memengaruhi nilai uang.
Teori
Persediaan Kas : Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak
dibelikan barang-barang.
Teori Ongkos
Produksi : Teori ini menyatakan nilai uang dalam
peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
- Interaksi Uang dalam Sistem Keuangan
Meningkatnya kecenderungan sektor keuangan
global yang didukung oleh perkembangan teknologi menyebabkan sistem keuangan
menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas wilayah. Selain itu,
inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan kompleksitas yang
semakin tinggi. Berbagai perkembangan tersebut selain dapat mengakibatkan
sumber-sumber pemicu ketidakstabililan sistem keuangan semakin meningkat dan
semakin beragam juga dapat mengakibatkan semakin sulitnya untuk mengatasi
ketidakstabilan tersebut. (Bank Indonesia, 2007). Dalam konteks ini uang merupakan pokok dari
interaksi tersebut. Tanpa suatu sistem keuangan, kekuatan dan kemampuan sektor
usaha maupun rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya maupun dalam berinvestasi
akan berkurang. Sementara itu, pemilik dana yang berlebih tidak akan dapat
mengoptimalkan pendapatan dari dana mereka yang berlebih tersebut dan akan
membuat semakin banyaknya idle money atau uang yang tidak dipergunakan (uang
menganggur).
DAFTAR RUJUKAN
Fabozzi,
Frank J., Modigliani, Franco &
Ferri, Michael G. 1999. Pasar dan Lembaga Keuangan. Buku satu.
Jakarta: Salemba Empat
Hartono,
Jogiyanto. 2009. Teori portofolio dan
analisis investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE
Husnan,
Suad dan Enny Pudjiastuti. 1996. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Kasmir.
2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Edisi Keenam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Samsul,
Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen
Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Tandelilin,
Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi:
Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar