Selasa, 21 Februari 2012

Rupiah Menguat

Rupiah Kembali Menguat

Editor: Erlangga Djumena
Rabu, 30 Maret 2011 | 11:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu (30/3/2011)  pagi menguat tujuh poin menjadi Rp 8.713 dibanding posisi sebelumnya Rp 8.720.

Pengamat pasar uang, David Sumual di Jakarta, mengatakan, Rabu, menguatnya mayoritas nilai tukar mata uang Asia terhadap dollar AS memberi sentimen positif pada nilai tukar rupiah. ”Minimnya data AS yang positif memicu mata uang Asia termasuk rupiah bergerak menguat kendati masih dalam kisaran yang terbatas,” katanya.

Bank Indonesia masih menjaga mata uang rupiah di level Rp 8.700 salah satunya untuk menjaga inflasi ke level bawah. Dengan demikian, hal itu dapat membuat harga barang-barang impor akan turun. ”Barang impor kebanyakan bahan pokok, dengan menguatnya rupiah, harga pangan juga dapat lebih murah sehingga naiknya inflasi karena harga bahan pangan naik dapat ditekan,” ujarnya. Ia menambahkan, cadangan devisa yang kembali menguat dan mencatatkan total mencapai 104,3 miliar dollar AS menjadi salah satu pemicu rupiah menguat.

Sementara itu, pengamat valas Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, dalam kajiannya menambahkan, ada tambahan sekitar 1 miliar dollar AS dalam aset portofolio, yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 2,9 triliun dan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 5,7 triliun.

”Posisi asing pada SBI mencapai total Rp 74,5 triliun atau sekitar 32,4 persen dari total outstanding SBI, sedangkan pada SUN mencapai total Rp 209,9 triliun atau sekitar 31 persen dari total outstanding SUN,” katanya.



Analisis:
Dengan menguatnya nilai tukar rupiah dalam kisaran angka Rp 8.700. ini memberikan trend positif terhadap indonesia khususnya barang-barang impor menjadi lebih murah dibanding  sebelumnya, seperti bahan-bahan pokok.  sehingga indonesia (masyarakat) bisa membeli produk-produk impor dengan harga yang lebih murah dari biasanya.  dan hal ini juga berimbas pada inflasi yang turun.  Menurunnya angka inflasi berimbas pada tingkat bunga BI menjadi turun, turunnya tingkat bunga BI harus diimbangi dengan suku bunga kredit yang turun pula seharusnyaa agar bisa berimbas pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.  Dalam artian para pengusaha dalam negeri bisa mendapatkan tambhan modal dengan tingkat pengembalian yang sedikit berkurang untuk digunakan dalam usahanya agar bisa bersaing dengan produk impor yang murah ditengah kondisi rupiah menguat.  Inflasi salah satunya disebabkan oleh harga bahan pokok yang mengalami kenaikan. bila harga bahan pokok mengalami penurunan maka inflasipun akan turun bila variabel lain dianggap konstan seperti kondisi politik.  namun disisi lain saat rupiah menguak maka barang impor bebas masuk ke indonesia, karena murah.  akibatnya pemerintah harus memperketat dalam hal peraturan kebijakan agar tidak semua barang impor bebas masuk pasar indonesia, ini dilakukan agar tidak menggoyahan produsen dalam negeri.  disadari ataupun tidak produk dalam negeri masih kurang bsa bersaing dengan produk dalam negeri terutama dalam hal harga dan kualitas.  sehingga upaya pemerintah adalah dengan meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk luar negeri yang bisa dilakukan melalui pelatihan kepada para pengusaha dalam negeri.

Catatan:
Nilai Tukar Rupiah Menguat---Angka Inflasi Turun---BI Rate Turun---Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (sector pasar modal n sector riil)---dengan catatan Suku Bunga Kredit Turun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar